Jaringan GSM | Young, Wild And Free
Jumat, 24 Oktober 2014

Jaringan GSM

Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi mobile/seluler yang semakin berevolusi dari generasi ke generasi yaitu 1G hingga 4G dan seterusnya.
Pada generasi pertama 1G di kenal dengan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) yang masih menggunakan teknologi analog dan selanjutnya sampai saat ini ada 2G, 2.5G, 3G, 3.5G, 4G yang sudah menggunkan teknologi digital.
Disini akan membahas tentang arsitektur jaringan penyusun dari teknologi generasi kedua 2G yaitu GSM.
GSM merupakan teknologi yang dapat mentrasmisikan voice(suara) dan data dimana keceptan akses pada jaringan GSM yang masih rendah yaitu sekitar 9.6 kbps untuk data dan 13 kbps untuk voice.
Global System for Mobile Communication (GSM mulanya singkatan dariGroupe Spécial Mobile) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifatdigital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnyatelepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengirimansinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruhdunia.

Sejarah dan perkembangan
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Perancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifatregional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua negara Eropa.Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM.
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI(European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM.
Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia danAmerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS(Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 miliar pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Spesifikasi teknis
Di Eropa, pada awalnya GSM didesain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada frekuensi ini, frekuensi uplinks-nya digunakan frekuensi 890–915 MHz , sedangkan frekuensi downlinksnya menggunakan frekuensi 935–960 MHz. Bandwithyang digunakan adalah 25 Mhz (915–890 = 960–935 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai frekuensi downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800, yang menyediakan bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 1785–1710 = 75 Mhz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar GSM kemudian juga digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama GSM-R.
Arsitektur jaringan
Teknologi GSM ataupun CDMA tidak lepas dari yang namanya BTS. Apakah anda tau BTS itu apa? mungkin sebagian orang tau dan sebagian tidak. Atau kebanyakan orang terutama orang awam jika ditanya, “Apa yang ada di dalam benak anda tentang BTS?”, mungkin akan menunjuk tower-tower yang ada disekitar lingkungan mereka :). ecara garis besar hal itu memang benar. Disini akan dijelaskan tentang arsitektur jaringan GSM, namun sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu BTS.
BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station, BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik.
BTS juga disebut sebagai radio base station (RBS), node B (di Jaringan 3G) atau sederhananya disebut base station (BS).Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel, biasanya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA. Dalam hal ini, BTS merupakan bagian dari base station subsystem (BSS).
BTS juga kemungkinan memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, alat filtering spectrum (band pass filter), dll. Antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam arti umum memfasilitasi fungsi BTS. Biasanya BTS akan memiliki beberapa transceiver (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS dikendalikan oleh parent base station controller melalui fungsi base station kontrol (BCF). BCF ini diimplementasikan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX di compact base stations. BCF menyediakan koneksi operasi dan maintenance (O & M) dengan sistem manajemen jaringan (Network Management System/NMS), dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan perangkat lunak dan alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa teknologi nirkabel.
Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi:
1.      Mobile Station (MS)
2.      Base Transceiver Station (BTS)
3.      Base Station Sub-system (BSS)
4.      Network Sub-system (NSS),
5.      Operation and Support System (OSS)
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
Mobile Station (MS) merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas:
·         Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
·         Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
1.      IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan.
2.      MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.
Base Transceiver Station (BTS)
Kembali lagi ke Base Transceiver Station. BTS adalah akses point Mobile Station untuk ke jaringan. BTS ini bertanggung jawab untuk melaksanakan komunikasi radio antara jaringan dan MS (Mobile Station). BTS juga menangani speech encoding, enkripsi, multiplexing (TDMA), dan modulasi / demodulasi dari sinyal radio. Selain itu juga mempunyai kemampuan frekuensi hopping. Sebuah BTS akan memiliki antara 1 dan 16 Transceivers (TRX), tergantung pada geografi dan permintaan pengguna dari suatu area. TRX Masing-masing mewakili satu ARFCN.
Satu BTS biasanya mencakup/mengcover 120 derajat sektor tunggal dari suatu daerah. Biasanya sebuah menara/tower dengan 3 BTS akan menampung semua area sebesar 360 derajat di sekitar menara. Namun, tergantung pada geografi dan permintaan pengguna dari suatu area, sebuah sel dapat dibagi menjadi satu atau dua sektor, atau suatu sel kemungkinan dilayani oleh beberapa BTS dengan cakupan sektor yang lebih luas.
Sebuah BTS diberikan sebuah Identitas Cell. Identitas sel adalah 16-bit nomor (double octet) yang mengidentifikasi sel yang berada di wilayah lokasi tertentu. Identitas sel adalah bagian dari Cell Global Identification (CGI), yang dibahas dalam bagian tentang Visitor Location Register (VLR).
Interface antara MS dan BTS yang dikenal sebagai Um Interface atau Air Interface.
Base Station System (BSS), terdiri atas:
·         BTS Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim sinyal.
·         BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC. BSC menangani alokasi saluran radio, frekuensi administrasi, daya dan pengukuran sinyal dari MS, dan pergerakan dari satu BTS ke BTS yang lain (jika kedua BTS dikendalikan oleh BSC yang sama). Sebuah BSC juga berfungsi sebagai “funneler”. Yakni mengurangi jumlah koneksi ke Mobile Switching Center (MSC) dan memungkinkan untuk koneksi berkapasitas tinggi ke MSC.
Sebuah BSC akan di sandingkan (Collocation) dengan BTS atau mungkin secara geografis terpisah. Bahkan mungkin disandingkan dengan Mobile Switching Center (MSC). Interface antara BTS dan BSC dikenal sebagai Abis Interface
Base Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC) bersama-sama membentuk Base Station System (BSS).

Network Sub System (NSS), terdiri atas:
·         Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element central dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.  MSC menangani panggilan routing, call setup, dan fungsi switching dasar. MSC menangani banyak BSC dan juga interface dengan MSC yang lain dan register. MSC juga menangani INER-BSC handoffs serta koordinat dengan MSC lain untuk inter-MSC handoffs.

Interface antara BSC dan MSC dikenal sebagai A Interface

Gateway Mobile Switching Center (GMSC)
Ada lagi jenis penting dari MSC, yang disebut Gateway Mobile Switching Center (GMSC). GMSC berfungsi sebagai gateway antara dua jaringan. Jika pelanggan selular ingin menempatkan panggilan ke telepon rumah biasa, maka panggilan akan melalui GMSC agar dapat dialihkan ke Publik Switched Telephone Network (PSTN).
Sebagai contoh, jika seorang pelanggan pada jaringan Cingular ingin memanggil pelanggan pada jaringan T-Mobile, panggilan tersebut harus melalui GMSC.
Interface antara dua Mobile Switching Centers (MSC) disebut E Interface
·         Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara permanen.
·         Visitor Location Register atau VLR,  adalah database yang berisi subset dari informasi yang terletak di HLR. VLR berisi informasi yang sama seperti HLR, tapi hanya untuk pelanggan saat ini di kawasan lokasi nya. Terdapat sebuah VLR untuk setiap Daerah Lokasi. VLR mengurangi jumlah keseluruhan query ke HLR dan dengan demikian mengurangi lalu lintas jaringan. VLR sering diidentifikasi oleh Kode Area Lokasi/Location Area Code (LAC) untuk daerah yang mereka melayani.
·         Location Area Code (LAC)
Sebuah LAC adalah kode tetap-panjang (dua oktet) yang mengidentifikasi area lokasi dalam jaringan. Setiap Luas Lokasi dilayani oleh VLR, jadi kita bisa memikirkan Kode Area Lokasi (LAC) yang ditugaskan untuk sebuah VLR.
·         Location Area Identity (LAI)
Sebuah LAI adalah angka global unik yang mengidentifikasi negara, penyedia jaringan, dan LAC dari setiap Daerah Lokasi yang diberikan, yang bertepatan dengan sebuah VLR. LAI ini terdiri dari Mobile Country Code (MCC), Mobile Network Code (MNC), dan Location Area Code (LAC). MCC dan MNC adalah nomor yang sama yang digunakan ketika membentuk IMSI tersebut.
·         Cell Global Identification (CGI)
CGI adalah angka yang secara unik mengidentifikasi sel tertentu dalam area lokasi, jaringan, dan negara. CGI terdiri dari MCC, MNC, LAI, dan Cell Identity(CI)
VLR juga memiliki satu fungsi yang sangat penting lainnya: penandaan dari Temporary Mobile Subscriber Identity (TMSI). TMSI ditandai oleh VLR ke MS masuk ke dalam Daerah Lokasi nya. TMSI yang unik untuk sebuah VLR. TMSI hanya dialokasikan ketika dalam mode cipher.
Interface antara MSC dan VLR dikenal sebagai B Interface dan interface antara VLR dan HLR dikenal sebagai D Interface. Interface antara dua VLR disebut G Interface.

·         Equipment Identity Register (EIR)
EIR adalah database yang menyimpan trek handset pada jaringan menggunakan IMEI. Hanya ada satu EIR per jaringan. Yang disusun dari tiga list. The white list, the gray list, and the black list.
Black list adalah list jika IMEI yang akan ditolak oleh jaringan layanan untuk beberapa alasan. Alasan tersebut termasuk IMEI yang terdaftar sebagai curian atau clonedor jika handset rusak atau tidak memiliki kemampuan teknis untuk beroperasi pada jaringan.
Gray list adalah daftar IMEI yang akan dimonitor karena aktivitas suspicous. Hal ini dapat termasuk handset yang berperilaku aneh atau tidak menampilkan sebagaimana yang diharapkan jaringan.
White list adalah daftar tidak berpenghuni. Itu berarti jika IMEI tidak termasuk dalam Black list atau dalam Gray list, maka dianggap baik ketika White list.
Interface antara MSC dan EIR disebut F Interface.

·         Authentication Center atau AuC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Meskipun tidak diperlukan, AUC biasanya secara fisik collocated dengan HLR.

FULL GSM NETWORK
Terdapat satu interface terakhir yang tidak dibahas pada posting kali ini. Interface antara HLR dan GMSC yang disebut C Interface. Anda akan melihatnya pada gambar di di bawah ini. Gambar di bawah ini melengkapi pengenalan untuk arsitektur jaringan dari jaringan GSM yang saya post di blog ini. Di sini Anda akan menemukan diagram jaringan dengan semua komponen serta nama-nama dari semua interface.

Operation and Support System (OSS), merupakan sub sistem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance management, dan inventory management.
Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia
1.      Indosat: 890 – 900 Mhz (10 Mhz)
2.      Telkomsel: 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
3.      Excelcomindo: 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz)
Keunggulan sebagai teknologi generasi kedua (2G)
GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
·         Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital di mana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
·         Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan roaming mancanegara
·         Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.
·         Keamanan sistem yang lebih baik
·         Kualitas suara lebih jernih dan peka.
·         Mobile (dapat dibawa ke mana-mana)
Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia.

Sumber :





0 komentar:

Posting Komentar

 
;